Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Cerpen



Tak Terlupakan

Namanya bima, dia adalah seorang pria tulen yang duduk di kelas XI science five. Dia masuk ipa karena orangtua nya menyuruhnya untuk masuk jurusan itu, padahal nilai mata pelajaran ipa nya bisa dibilang jemblok. Hal itu akibat dari pergaulan dia yang terbawa oleh teman-temannya yang suka main di warnet, nongkrong dsb. Tapi mungkin juga karena dia frustasi karena dia tidak bisa lagi menjadi siswa teladan seperti saat dia masih duduk di sekolah dasar. Padahal dia sudah memutuskan untuk masuk sosial.
 “ apalah daya aku tidak bisa membantah orang tua ku, kalau begitu aku akan lebih berusaha untuk memperbaiki nilai-nilaiku yang selalu jemblok “ begitulah katanya.
Ini adalah pertengahan bulan januari dan hari ini adalah hari pertama bima duduk di bangku sekolah. Hingga kini bima telah mengarungi kehidupan selama enam belas tahun tanpa pernah merasakan cinta. Maklum karena sifat bima yang masih sangat malu untuk bisa menjalin suatu hubungan dengan lawan jenisnya sekalipun untuk menjalin pertemanan saja. Dari sejak SMP sampai sekarang bima tak pernah dekat dengan lawan jenisnya apalagi sampai pacaran , punya teman yang sejenis pun hanya beberapa orang saja.

Pagi ini semua berjalan seperti biasanya, ya bisa di katakan sangat membosankan tapi dia tak pernah lupa dengan apa yang telah dikatakannya pada saat dia benar-benar memutuskan untuk memilih jurusan pengetahuan alam,

“ ingat  sekolah itu penting, demi masa depanmu “

yayaya perkataan itulah yang selalu orangtua nya bilang. Mungkin untuk membangkitkan semangatnya tapi sebenarnya perkataan itu terasa sangat biasa ketika kata bosan selalu berputar lebih dahulu dalam benaknya.


Diamali dengan renungan pagi, lalu berdoa bersama, dilanjutkan dengan tiga jam mata pelajaran dan akhirnya istirahat pertama. Ya mungkin ini waktu yang paling dinanti saat sekolah.

“ teeeet… ! Teeeet… ! “ bunyi bel sekolah yang menandakan waktu istirahat. Semua murid mulai berhamburan keluar kelas, bima masih terduduk sejenak menanti suasana sedikit sepi dan barulah dia membuka bekal makanan yang telah orangtua nya siapkan.

“ daripada aku harus mengeluarkan banyak uang untuk makanan yang belum tentu bisa mengenyangkan perutku, mending aku makan saja. Lumayaaaan uang jajan nya bisa di tabung untuk keperluanku yang lain “ katanya dalam hati

Sesudah bima makan, dia pergi ke kantin untuk membeli minuman. Baru beberapa dia berjalan, tiba-tiba ada yang memanggilnya 

“ bimaaaaa, bimaa . . . “

 suara itu terdengar dari seorang perempuan. Ternyata perempuan yang memanggilnya adalah anggi, teman sekelas bima pada saat bima duduk di bangku kelas X. Anggi terlihat sangat malu pada saat bima menolehnya.

“ ya “ jawab bima dengan singkat
“ em . . . emm bi bi bimaaa “ katanya terbata-bata

Bima hanya diam menunggu apa yang akan di ucapkan anggi. Bima memandang kearah wajahnya sambil tersenyum mencoba untuk mencairkan suasana sambil menanti kata lanjutan darinya. Tapi anggi malah diam dan tertunduk malu untuk mengatakannya pada bima.

“ apa gerangan yang ingin anggi sampaikan sampai-sampai dia sangat sulit untuk mengatakannnya. Apa dia ingin mengatakan I Love You hingga sulit mengatakannya. Kalau memang benar berarti masa lajangku sampai di sini wakakak “ cetuknya dalam hati.

“ ada apa gi ? “ tanya bima karena anggi tidak bicara lagi
“ ka ka kamu . . . mau gaaa dateng ke ulang tahun aku ? “
“ iya . . . iya, kalau aku tidak ada halangan pasti aku akan datang kok “ tuuuuuut hancurlah sudah hayalannku -__- wakaka


Anggi pun berlari ke arah teman-temannya. Terlihat senyuman tipis darinya menandakan kemenangan. Bima tak menghiraukannya. Dia pun melanjutkan perjalanannya menuju kantin untuk membeli minum dan mengobrol bersama teman-temannya. Dan hari itu pun berlalu begitu saja tanpa ada hal yang spesial.

***

Jelang dua hari ulang tahun anggi pun tiba. Acaranya di mulai pada pukul tujuh sabtu malam.
            “ hoaaaaaaaamm “ bima menguap sambil mengusap matanya, mencoba membukanya. Perlahan matanya mulai terbuka. Pandangannya yang kabur mulai fokus pada saat melihat jarum jam yang menunjukkan pukul eman sore.

            “ ooh jam enam ya “ katanya dalam hati sambil menarik selimutnya dan kembali tidur

            “ ya ampun, hari ini anggi ulang tahunnya anggi ! “ segera dia bergegas bangun dari kasur dan menuju kamar mandi. Biur, biur yang penting basah. Dan dilanjutkan dengan memakai pakaian tidak lupa tentunya farfum andalannya
.
            “ sekarang saatnya berangkat “ katanya dalam hati

            Ngeeeeng, bima menjalankan motornya secepat yang dia bisa. Ahirnya dia sampai di rumah anggi. Dia memarkirkan motornya di pojok paling ujung. “ gdubrak !! “ terdengar suara motornya terjatuh.
            “ sial !   sebal sebal “ keluhnya dalam hati sambil membangunkan motornya. Bima pun lalu masuk ke ruma anggi. Dari kejauhan terlihat anggi yang memakai gaun warna merah. Dia sangat terlihat cantik dan dari situlah bima menyukai anggi.
           
            “ selamat ulang tahun kami ucapkan, selamat panjang umur kita kan doakan…” sampai lagu itu berahir. “ tiup lilinnya tiup lilinnya tiup lilinnya sekarang juga…”. Dan lilin pun di tiup oleh anggi. “ potong kuenya, potong kuenya . . . “ teman-temanya menyanyikan sair itu sambil mengiringi anggi memotong irisan kue pertamanya.

Acara pun telah selesai. Bima memutuskan untuk pulang. Tapi ketika mau pulang anggi memanggilnya.

“ bima, bimaaa “
“ ya “ bima menoleh pada anggi
“ makasih ya udah dateng ke ulangtahun aku “
“ sama sama gi “. Lalu mereka mengobrol tanpa disadari teman-temannya sudah hampir semua pulang.
“ aku pulang dulu ya nggi hehe “
“ iya, sampai jumpa besok ya bim “ sambil tersenyum. Bima pergi dengan membalas senyuman anggi.
                                                                        ***

Entah kenapa dari mulai saat itu bima selalu memikirkan anggi, dan sepertinya anggi pun begitu. Dia adalah perempuan pertama yang bisa membuat bima merasakan jatuh cinta. Sejak saat itu mereka menjadi semakin dekat hingga pada suatu saat bima memutuskan untuk mencoba untuk mengungkapkannya pada anggi lewat sms.

“ anggi maaf kalo aku ganggu kamu, aku cuman ingin mengungkapkan apa yang saat ini sedang aku rasakan, apa yang selalu aku fikirkan dimana pun. Hal itu sangat menggangguku. Aku menyukaimu, maukah kau menjalin hubungan denganku lebih dari teman ? “

Dan anggi pun membalas sms dari bima “ iya bima, karena aku pun merasakan hal yang sama denganmu J
Bima kegirangan karena saking bahagianya.

***

Bima merasa hari-harinya lebih bermakna ketika anggi menjadi bagian dari dia. Merekam suka pulang sekolah bersama-sama, ke kantin bareng dan yang pasti dia bisa melepaskan masa lajangnya wakaka.

Ga kerasa tiga bulan mereka menjalani hubungan itu dengan santainya. Tak banyak orang yang tau akan ini, tapi kebahagiaan itu tidak akan pernah bisa tergambarkan oleh kata-kata sekalipun.

Tapi suatu saat ketika bima sedang asyik bermain game di kamarnya hp nya berbunyi tanda adanya sms, dan memang itu sms dari anggi dan isinya

“ bimaaa maafkan aku, sepertinya aku ga bisa melanjutkan hubungan ini. Aku pengen fokus dulu belajar, sekarang kita focus dulu untuk masa depan kita. Ntar kalo kota sudah sukses kita bisa ko kembali seperti ini lagi “

Betapa hancurnya hati bima ketika dia membaca sms dari anggi. Dunia terasa menjadi putih, hambar, kosong. Tapi bagaimana pun bima harus menerimanya. Dengan hati yang berat bima membalas sms dari anggi

“ iyaa ga papa kok gi, aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk sukses agar kelak kita di pertemukan lagi aku dalam keadaan yang sudah mapan. Terima kasih atas semua kebaikanmu, meskipun berat tapi aku akan mecoba menerimanya “

Dan anggi pun membalas “ jaga diri baik-baik ya, kita masih bisa jadi teman baik ko J

Karena bima tidak kuasa lagi membalsanya, bima pergi ke luar rumah untuk mencoba menghilangkan semua rasa sakit ini.

Dua minggu bima menjadi orang yang murung, suka menyendiri, jarang makan, dan suka mengurung diri di kamar. Hingga pasa suatu saat orang tuanya memanggilnya ke ruang tengah untuk sekedar kumpul-kumpul dengan keluarga. Bima pun ke ruang tengah menghampiri ibu dan ayahnya.
Pada saat itu orangtuanya sedang menonton Mario teguh, dan ketika itu Mario teuh berkata “ my live my choise “. Dari situlah bima tersadar bahwa yang dilakukanya selama ini tidah ada gunanya. Masih banyak hal indah yang bisa dilakukan untuk menjalani hidup ini. Bersabar, ikhlas dan bersryukur, itulah kuncinya =))

***

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar